Tuesday, January 21, 2020

DUA RITME * SUJUD * KENALI AKU (Sebuah Puisi)


DUA RITME

Dua ritme labuh lalu
Menyinggahi sambil meludahi
Menertawai sambil menangisi

Dua ritme labuh lalu
Berebut suka tapi malu
Berbagi tempat satu tubuh

Dua ritme labuh lalu
Tantang aku!

--------------
SUJUD

Budak Dia yang Mulia
Menghamba tengadah pasrah
Sujud suhada sambil bercinta
Telungkup serah jiwa raga

Budak dia segala Maha
Basah sajadah di air mata
Khusyuk dengan doa-doa
Menasbih pujian Subhanallah

Budak Dia yang Berkuasa
Berdiam mesra lama-lama
Menunggu Raja menyuntingnya
Mengundang seru Innalillah

---------------
KENALI AKU

Kenali aku !
Pesuruh hina para budak
Pesuruh mulia orang-orang hilang
Pesuruh tempat tak bertanah

Kenali aku !
Pesuruh surga dunia cela

***
April 2005
Share:

RAKYATKU (Sebuah Puisi)




Aku kagum dengan rakyatku
Seribu bahasa mengunci mulutnya
Yang tak senang dengan aku
Pencuri anak keturunannya

Sudah cukup bagimu rakyatku
Jatah-jatah yang kau perebutkan itu
Jangan usik kami-kami
Yang menginjak dulu bumi ini.

Medio Februari 2006


Share:

BUDAKMU YANG BELUM MATI (Sebuah Puisi)


Hamba berlutut menghadap engkau
Dipapa prajurit disinggasana tanah
Bermahkota embun yang kau putik diujung daun
Bertangan lembut yang kau lapisi dengan batu

Hamba kesini dengan angkuh
Yang terbelenggu sejak kau asuh aku
Bukan niat hamba mengiba
Tak pula datang mengemis  tahta

Hamba kesini memanggul peluh
Dari titipan moyangmu, yang bukan moyangku
Yang tak sampai kegaris tanganmu
Terbengkalai tinggal untukmu

Dengarkan aku bersyair
Gubahan air mata dan mata air
Dibuka dari tangisan yang baru lahir
Diberi penutup dari yang mahir

Dengarlah Tuanku :
“ Susukanlah anak-anak kami
Dari Ibu-Ibu suci
Bukan dari Ibu yang kau gauli
Bukan dari sapi yang kau kebiri”

“Teduhilah kami
Dari kayu jati ladang kami
Yang kering dan kini mati
Oleh cintamu setengah hati”

Ketahuilah Tuanku!
Hanya aku budakmu yang belum mati.

Share:

BALADA YATIM PIATU (Sebuah Puisi)


Yatim adalah nama, bukan kehilangan ayah.
Piatu adalah aku, juga bukan kehilangan ibu.
Pada altar rumah asuh, kami memahat peti belenggu
Yatim menanggung pilu, aku menganak malu.

Yatim pernah mengaku
“Akan kubunuh Perempuan ayahku
Kumasukkan dalam nafsuku
Kulahirkan kembali ayah untukku”

Tapi Yatim tak pernah tau
Akupun pernah bersimpuh
Akupun pernah bertaruh
Mengubur pencuri syahwat ibuku

Sayang, Pada altar rumah asuh
Kami terlanjur Satu
Dalam rajuk satu kidung
Dalam dendam baur tubuh

Tapi Yatim tak pernah tau
Aku adalah ibu
Yang kan melahirkan ayahmu
Pada altar rumah asuh

Sayang, Yatim Tak Pernah Tau


Desember, 2005
Share:

Sebuah Puisi "MAMPIR" by Dodita


MAMPIR Mari bertamuDisenja usia budak pengembalaDireses yang kau anggap kerjaDijuli dua ribu lima Mari bertamuLama kita tak bertemuLewat lidah dan mata hatiYang tak tembus hanya dari kaca Tunggu, jangan masuk duluKami masih punya adatUntuk menjamu, mengalungi bunga, dan menzikiri sapaInilah yang kami punya Tak apalah itu,Kami rebahi pagar kandang kamiUntuk kudamu, kuda matiAgar tak luntur peluhBagi kami itu susu. Jangan malu, karena kita semua tak punya maluIni keluargamu, bukan orang jauhJangan malu-malu kucing, karena disini tak ada tikusYang kehabisan rakus, dari busung lapar kami. Mari duduk, jika penat mengantukMari bersulam, cukup dengan air garamTapi jangan berpantun, karena kami telah pikunTak perlu basa-basi, karena kami kurang gizi Tunggu, jangan lambai pisahMampirlah dulu, satu lagi kandang kamiYang belum kau singgahi, saat iniSaban lebaran akhir tahun, kau rajin kesiniDemi Ang Pau dan basa-basi Mampirlah,Dirumah pembantu kamiKami takut, kita tak pernah bertemu lagi Pekanbaru, 30 juni 2005 (01.51 – 04.18 WIB)
Share:

Wednesday, January 15, 2020

DIJUAL TANAH DI KAWASAN STRATEGIS PEKANBARU



TANAH STRATEGIS
Cocok untuk bangun kediaman pribadi.

Lokasi jl murnisari
Tidak jauh dari jl sudirman dan jl harapan raya.
Luas 600 m2
Ukuran 20x30 meter
SHM.
Areal ini pada masa lalu sering disebut Komplek DPR

Harga Rp 650 juta
Hub.0823 21989877
Share:

MELIHAT POTRET INDUSTRI GALANGAN KAPAL DI BAGAN SIAPI-API ; “DULU TERNAMA, KINI MERANA”


Sebagai negeri yang sempat termashur namanya sebagai kota penghasil ikan terbesar kedua didunia/ bagan siapi-api hingga sekarang tetaplah memiliki ciri khas sebagai kota ikan// beragam hasil laut dari kota ini seperti ikan asin/ terasi bagan/ hingga ikan segar yang ada di berbagai daerah di riau maupun provinsi tetangga seperti sumbar dan sumatera utara / kebanyakan didatangkan dari kota bagan//

Ciri khas lain yakni akan kita dapati saat menyusuri ke perkampungan nelayan atau di daerah aliran anak sungai rokan// usaha galangan kapal atau pembuatan kapal, menjadi pemandangan yang khas diwilayah tersebut// memang/ keberadaan dan jumlahnya sudah tak sebanyak dulu// namun tetap saja keberadaan usaha ini memberikan suasana tersendiri bagi kita saat mengunjungi bagan siapi-api//

Industri galangan kapal di bagan siapi-api dulunya merupakan terbesar di indonesia sebelum kemerdekaan// kualitasnya yang nomor wahid karena mampu menembus berbagai jenis karakteristik lautan membuat ia diminati oleh para nelayan atau pelaut di serata benua. Tak hanya oleh sejumlah negara di rantau asia seperti srilanka, india dan thailand/ bahkan pamornya sampai ke negeri paman sam amerika//
 
Perahu produk bagansiapiapi memenuhi permintaan dari yang terkecil sekitar tiga-empat ton sampai 300 ton// galangan kapal menjamur di era tahun 1940-an hingga pertengahan tahun 1980-an// di masa jayanya/ nama kota bagansiapi-api lebih terkenal daripada pekanbaru maupun provinsi riau//

Tapi kini usaha tersebut jumlahnya sudah tak banyak lagi/ karena keterbatasan bahan baku kayu dan sederetan undang-undang tentang kehutanan// namun demikian/ masih ada beberapa  pengusaha yang tetap bertahan menjalani usaha ini/ meski harus tertatih-tatih//
Gih wan/ adalah salah satunya// lelaki keturunan tionghoa berusia 61 tahun ini/ telah lebih dari 30 tahun memeras keringat pada usaha galangan kapal// sehari-hari ia gampang dijumpai di tempat usaha galangan kapal miliknya, yang berada di kawasan jalan nelayan/ kelurahan bagan barat/ tepat di depan bangunan pelabuhan rokan hilir//

Beginilah kondisi dan suasana sepanjang hari di lokasi galangan kapal ini// bebunyian terdengar ramai bersahutan// ada bunyi mesin ketam listrik/ bunyi chainsaw/ bunyi kapak yang membelah kayu/ bunyi gergaji hingga bunyi gesekan katrol rantai yang digunakan untuk mengungkit kayu//

Di lahan seluas lebih kurang satu hektar ini/ alur kehidupan dijalani tidak hanya oleh gih wan/ namun juga oleh belasan  tenaga kerja yang terlihat bekerja sesuai bidangnya. Ada yang khusus membuat baut, ada pula yang khusus membuat dinding kapal bagian bawah, serta ada pula yang sedang sibuk menyiapkan rumah kapal dan ada pula yang sibuk bekerja mengambil kayu dan papan yang selanjutnya dibentuk dan diukur sesuai bentuk kapal yang dibuat.
 
Ada empat buah kapal yang tampak sedang dikerjakan di galangan kapal milik gih wan// salah satu diantaranya kapal besar berbobot 300 ton yang sedang dalam tahap finishing// kapal-kapal ini/ semuanya di arsiteki bapak satu anak ini //
Usaha pembuatan kapal/ secara kasat mata tampak rumit dan memerlukan penguasaan teori dan pengalaman// namun tidak bagi gihwan/ ia mengaku bahwa dirinya cuma mengenyam pendidikan hingga kelas empat sd// kemampuannya dalam mengarsiteki sebuah kapal/ adalah buah dari pengalamannya menekuni dunia ini selama berpuluh-puluh tahun// ilmu tersebut diakuinya bukanlah ilmu warisan atau keturunan/ melainkan hasil dari ketekunan dan konsistensinya menggeluti profesi ini// 

(sync gih wan, tentang lama kerja dan kemampuannya dari belajar, bukan keturunan
Usaha galangan kapal di rokan hilir/ menurutnya sudah ada sejak tahun 1939, jauh sebelum masa kemerdekaan// ketika zaman penjajahan belanda/ usaha ini sudah tumbuh walaupun kapasitas produksinya masih sebatas kapal-kapal kecil dan tidak memakai mesin//
Dari dulu hingga sekarang/ kapal buatan bagan terkenal sebagai kapal yang paling bagus dibandingkan daerah lain// hanya saja/ saat ini tidak semudah seperti dulu/ apalagi dalam mencari bahan baku kayu// jika kayu-kayu dulu bisa tahan hingga 40 tahun/ maka kayu sekarang hanya bertahan 15 tahun//
(sync gih wan, keunggulan kapal buatan bagan, dan beda kayu dulu dengan sekarang)
Sejak pertama menjadi pekerja hingga sekarang memiliki galangan kapal/ sudah ratusan kapal yang dibuat pria 61 tahun ini// kapal-kapal buatannya/ banyak dipesan dari jakarta/ belawan, bali, ambon, termasuk dari aceh// uniknya/ gihwan mengaku dalam usaha kapal/ tidak ada yang namanya pelanggan tetap//
Sync gihwan, jumlah kapal yg sudah ia buat, dan ia tak miliki pelanggan.
Gihwan bersemangat saat diminta menunjukkan tahapan dalam pembuatan kapal// menurutnya/ pembuatan sebuah kapal dimulai dengan membuat rangka atau lunas/ kemudian dilanjutkan dengan membuat gading-gading/ tajuk/ ban atas/ tiang as, tenda atap/ dan finishing//
Natsound gih wan, sambil menunjukkan cara membuat kapal
Untuk membuat kapal ukuran kecil berbobot 50 sampai 60 ton/ jika bahan tersedia, dalam jangka waktu empat atau enam bulan bisa diselesaikan. Satu kapal dikerjakan oleh lima sampai enam pekerja. Sedangkan untuk kapal besar seperti ini (visual kapal besar mek)/ paling cepat selesai dalam satu tahun// banyak hal yang mempengaruhi lama waktu pengerjaan/ diantaranya modal dan pasokan kayu//
Walaupun saat ini sedang menyiapkan empat kapal pesanan pelanggannya, gih wan mengaku hanya mampu menyelesaikan dua pesanan dalam satu tahun. Ini karena kayu dan papan yang ada sekarang ini tak cukup dan masih banyak kurangnya. Kapal berbobot 300 ton ini saja memerlukan bahan baku sedikitnya 90 ton, yang terdiri dari 40 ton kayu meranti dan selebihnya kayu campuran seperti loban, kempas, dan kayu pasa dinggo.

Selain kayu semakin susah didapat/ harga kayu juga tiap tahun semakin naik// kayu meranti yang digunakan untuk dinding dan ban atas/ sekarang harganya mencapai tiga juta lima ratus ribu untuk satu ton-nya// lebih mahal lagi kayu loban yang digunakan untuk tajuk/ yang sekarang harga per ton-nya mencapai empat setengah juta rupiah// yang paling mahal adalah kayu  kempas/ yang biasa dipakai sebagai lunas atau tiang dasar/ yang harganya 15 juta per ton-nya// naik turunnya harga kayu/ menurut gih wan/ juga ditentukan oleh hasil laut// jika hasil laut banyak/ maka permintaan kapal pun akan meningkat// meningkatnya permintaan kapal/ membuat harga kayu semakin mahal//
Tidak seperti dulu/ usaha galangan kapal zaman sekarang tak lagi banyak untung//satu unit kapal biasanya dijual dengan harga rp800 juta hingga rp1 miliar. Kalau yang kecil kisaran 250 juta rupiah untuk bobot 50 sampai 60 ton.  Keuntungan yang didapat, diakui gih wan tak begitu banyak// selain cukup untuk makan/ selebihnya untuk membeli peralatan mesin yang aus dan rusak// namun demikian/ gih wan tak banyak pilihan// walaupun harus banting tulang/ pekerjaan inilah yang ia bisa// apalagi/ banyak pekerja yang harus ia hidupi// para pekerja yang mayoritas dari jawa timur ini/ sebagian sudah bekerja dengan gih wan lebih dari 20 tahun//
Sync gih wan, tentang bertahannya ia kerja kapal ini
Mujinan dan purwanto/ merupakan pekerja yang sudah belasan hingga puluhan tahun kerja di galangan kapal gih wan// kedua pekerja asal jawa timur ini mengaku terus bertahan kerja digalangan kapal gih wan, karena merasa cocok baik dalam hal upah maupun hal lain//
Sync mujinan dan purwanto
Soal besar gaji para pekerja, gih wan membayar sesuai dengan keahlian masing-masing. Ada yang digaji seratus ribu per hari bagi yang mahir bekerja/ ada yang 80 ribu  per hari. Tapi upah tersebut diluar konsumsi makan yang ditanggung pemilik galangan.
Sync gih wan, resepnya membina hubungan dengan pekerja
Walaupun menyadari usaha galangan kapal telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidupnya/ gih wan tak bersikeras untuk mewariskan usaha ini kepada anaknya// usaha galangan kapal menurutnya harus berbekal hobi/ jika tidak hobi/ akan susah untuk dijalani//
Sync gih wan, apakah nerusin usaha untuk anaknya
Beginilah potret kehidupan industri tradisional galangan kapal di bagan siapi-api// ungkapan “hidup segan, mati tak mau”/ agaknya menjadi ungkapan yang pas untuk menggambarkan kondisi usaha ini// keberadaan usaha ini amat tergantung pada hasil kayu alam/ yang sekarang sudah susah didapati/ bahkan mendapat aturan khusus dari pemerintah// padahal/ usaha ini tidak hanya membantu tenaga kerja/ namun juga amat berarti bagi keberlangsungan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan//
Sync jumadi, ketua kelompok nelayan bagan barat
Ya/ selayaknyalah/ ada perhatian khusus dari pemerintah untuk mendorong dan menyemangati industri tradisional ini untuk terus berkelanjutan// karena sejatinya/ usaha galangan kapal tidak saja membuka kesempatan kerja bagi banyak orang/ namun juga telah menaikkan pamor indonesia di kancah industri perkapalan dunia//
Share:

TANAH MURAH DI KOTA PEKANBARU



TANAH STRATEGIS
Lokasi tepi jalan palaraya,beringin indah.Sangat strategis,dekat dengan jl soekarno hatta dan jl inpres.

Spek:
Luas tanah 449 m2
Ada bangunan lama
Pagar tembok samping dan belakang.
SHM

Harga Rp 550 juta
Hub.0823 21989877
Share:

JUAL TANAH DI KAWASAN TENGAH KOTA PEKANBARU





Tanah lokasi sangat strategis,'menteng'-nya kota Pekanbaru.Ada bangunan rumah lama.Lokasi belakang Hotel Aryaduta,jl tambelan no 16.

Spek:
Luas 612 m2
Ukuran 20x30-an meter
Sangat cocok untuk bangun kediaman pribadi mewah.

Harga Rp 8 Miliar
Hub.0823 21989877
Share:

DIJUAL RUMAH DI KAWASAN ELIT CITRALAND




RUMAH CLUSTER PALING ELITE
Citraland,Ciputra Group.Lokasi sangat strategis di jl soekarno hatta.

Spek:
Luas tanah 170 m2
Luas bangunan 167 m2
Kamar tidur 4
Kamar mandi 4
Lingkungan aman dan nyaman
Security 24 jam

Harga Rp 3 Miliar
Share: