Sebagai
negeri yang sempat termashur namanya sebagai kota penghasil ikan terbesar kedua
didunia/ bagan siapi-api hingga sekarang tetaplah memiliki ciri khas sebagai
kota ikan// beragam hasil laut dari kota ini seperti ikan asin/ terasi bagan/
hingga ikan segar yang ada di berbagai daerah di riau maupun provinsi tetangga
seperti sumbar dan sumatera utara / kebanyakan didatangkan dari kota bagan//
Ciri
khas lain yakni akan kita dapati saat menyusuri ke perkampungan nelayan atau di
daerah aliran anak sungai rokan// usaha galangan kapal atau pembuatan kapal,
menjadi pemandangan yang khas diwilayah tersebut// memang/ keberadaan dan
jumlahnya sudah tak sebanyak dulu// namun tetap saja keberadaan usaha ini
memberikan suasana tersendiri bagi kita saat mengunjungi bagan siapi-api//
Industri galangan kapal di bagan
siapi-api dulunya merupakan terbesar di indonesia sebelum kemerdekaan// kualitasnya yang nomor
wahid karena mampu menembus berbagai jenis karakteristik lautan membuat ia
diminati oleh para nelayan atau pelaut di serata benua. Tak hanya oleh sejumlah
negara di rantau asia seperti srilanka, india dan thailand/ bahkan pamornya sampai ke negeri paman sam amerika//
Perahu produk bagansiapiapi memenuhi
permintaan dari yang terkecil sekitar tiga-empat ton sampai 300 ton// galangan kapal menjamur di
era tahun 1940-an hingga pertengahan tahun 1980-an// di masa jayanya/ nama kota bagansiapi-api lebih terkenal daripada
pekanbaru maupun provinsi riau//
Tapi kini usaha tersebut jumlahnya sudah
tak banyak lagi/ karena keterbatasan bahan baku kayu dan sederetan
undang-undang tentang kehutanan//
namun demikian/ masih ada beberapa
pengusaha yang tetap bertahan menjalani usaha ini/ meski harus tertatih-tatih//
Gih wan/ adalah salah satunya// lelaki keturunan tionghoa berusia 61 tahun ini/ telah
lebih dari 30 tahun memeras keringat pada usaha galangan kapal// sehari-hari ia
gampang dijumpai di tempat usaha galangan kapal miliknya, yang berada di
kawasan jalan nelayan/ kelurahan bagan barat/ tepat di depan bangunan pelabuhan
rokan hilir//
Beginilah kondisi dan suasana sepanjang hari di lokasi
galangan kapal ini// bebunyian terdengar ramai bersahutan// ada bunyi mesin ketam
listrik/ bunyi
chainsaw/ bunyi kapak
yang membelah kayu/ bunyi
gergaji hingga bunyi gesekan katrol rantai yang digunakan untuk mengungkit
kayu//
Di lahan seluas lebih kurang satu hektar ini/ alur
kehidupan dijalani tidak hanya oleh gih wan/ namun juga oleh belasan tenaga kerja yang terlihat bekerja sesuai bidangnya. Ada
yang khusus membuat baut, ada pula yang khusus membuat dinding kapal bagian
bawah, serta ada pula yang sedang sibuk menyiapkan rumah kapal dan ada pula
yang sibuk bekerja mengambil kayu dan papan yang selanjutnya dibentuk dan
diukur sesuai bentuk kapal yang dibuat.
Ada empat buah kapal yang tampak sedang dikerjakan di
galangan kapal milik gih wan// salah satu diantaranya kapal besar berbobot 300
ton yang sedang dalam tahap finishing// kapal-kapal ini/ semuanya di arsiteki
bapak satu anak ini //
Usaha pembuatan kapal/ secara kasat mata tampak rumit dan
memerlukan penguasaan teori dan pengalaman// namun tidak bagi gihwan/ ia
mengaku bahwa dirinya cuma mengenyam pendidikan hingga kelas empat sd//
kemampuannya dalam mengarsiteki sebuah kapal/ adalah buah dari pengalamannya
menekuni dunia ini selama berpuluh-puluh tahun// ilmu tersebut diakuinya
bukanlah ilmu warisan atau keturunan/ melainkan hasil dari ketekunan dan
konsistensinya menggeluti profesi ini//
(sync
gih wan, tentang lama kerja dan kemampuannya dari belajar, bukan keturunan
Usaha galangan kapal di rokan hilir/ menurutnya sudah ada
sejak tahun 1939, jauh sebelum masa kemerdekaan// ketika zaman penjajahan
belanda/ usaha ini sudah tumbuh walaupun kapasitas produksinya masih sebatas
kapal-kapal kecil dan tidak memakai mesin//
Dari dulu hingga sekarang/ kapal buatan bagan terkenal
sebagai kapal yang paling bagus dibandingkan daerah lain// hanya saja/ saat ini
tidak semudah seperti dulu/ apalagi dalam mencari bahan baku kayu// jika
kayu-kayu dulu bisa tahan hingga 40 tahun/ maka kayu sekarang hanya bertahan 15
tahun//
(sync
gih wan, keunggulan kapal buatan bagan, dan beda kayu dulu dengan sekarang)
Sejak pertama menjadi pekerja hingga sekarang memiliki
galangan kapal/ sudah ratusan kapal yang dibuat pria 61 tahun ini// kapal-kapal
buatannya/ banyak dipesan dari jakarta/ belawan, bali, ambon, termasuk dari
aceh// uniknya/ gihwan mengaku dalam usaha kapal/ tidak ada yang namanya pelanggan
tetap//
Sync
gihwan, jumlah kapal yg sudah ia buat, dan ia tak miliki pelanggan.
Gihwan bersemangat saat diminta menunjukkan tahapan dalam
pembuatan kapal// menurutnya/ pembuatan sebuah kapal dimulai dengan membuat
rangka atau lunas/ kemudian dilanjutkan dengan membuat gading-gading/ tajuk/
ban atas/ tiang as, tenda atap/ dan finishing//
Natsound
gih wan, sambil menunjukkan cara membuat kapal
Untuk membuat kapal ukuran kecil berbobot 50 sampai
60 ton/ jika
bahan tersedia, dalam jangka waktu empat atau enam bulan bisa diselesaikan.
Satu kapal dikerjakan oleh lima sampai enam pekerja. Sedangkan untuk
kapal besar seperti ini (visual kapal
besar mek)/ paling cepat selesai dalam satu tahun// banyak hal yang
mempengaruhi lama waktu pengerjaan/ diantaranya modal dan pasokan kayu//
Walaupun saat ini sedang menyiapkan empat kapal pesanan pelanggannya,
gih wan mengaku hanya
mampu menyelesaikan dua pesanan dalam satu tahun. Ini karena kayu dan papan yang ada sekarang ini tak
cukup dan masih banyak kurangnya. Kapal berbobot 300 ton ini saja
memerlukan bahan baku sedikitnya 90
ton,
yang terdiri dari 40 ton kayu meranti dan selebihnya kayu campuran seperti
loban, kempas, dan kayu pasa dinggo.
Selain kayu semakin susah didapat/ harga kayu juga tiap
tahun semakin naik// kayu meranti yang digunakan untuk dinding dan ban atas/
sekarang harganya mencapai tiga juta lima ratus ribu untuk satu ton-nya// lebih
mahal lagi kayu loban yang digunakan untuk tajuk/ yang sekarang harga per
ton-nya mencapai empat setengah juta rupiah// yang paling mahal adalah
kayu kempas/ yang biasa dipakai sebagai
lunas atau tiang dasar/ yang harganya 15 juta per ton-nya// naik turunnya harga
kayu/ menurut gih wan/ juga ditentukan oleh hasil laut// jika hasil laut
banyak/ maka permintaan kapal pun akan meningkat// meningkatnya permintaan
kapal/ membuat harga kayu semakin mahal//
Tidak seperti dulu/ usaha galangan kapal zaman sekarang
tak lagi banyak untung//satu
unit kapal biasanya dijual dengan harga rp800 juta hingga rp1 miliar. Kalau
yang kecil kisaran 250 juta rupiah untuk
bobot 50 sampai 60 ton. Keuntungan yang didapat, diakui gih wan tak begitu
banyak// selain cukup untuk makan/ selebihnya untuk membeli peralatan mesin
yang aus dan rusak// namun demikian/ gih wan tak banyak pilihan// walaupun harus
banting tulang/ pekerjaan inilah yang ia bisa// apalagi/ banyak pekerja yang
harus ia hidupi// para pekerja yang mayoritas dari jawa timur ini/ sebagian
sudah bekerja dengan gih wan lebih dari 20 tahun//
Sync
gih wan, tentang bertahannya ia kerja kapal ini
Mujinan dan purwanto/ merupakan pekerja yang sudah
belasan hingga puluhan tahun kerja di galangan kapal gih wan// kedua pekerja
asal jawa timur ini mengaku terus bertahan kerja digalangan kapal gih wan,
karena merasa cocok baik dalam hal upah maupun hal lain//
Sync
mujinan dan purwanto
Soal besar gaji para pekerja, gih wan membayar sesuai dengan keahlian
masing-masing. Ada yang digaji seratus ribu
per hari bagi yang mahir bekerja/ ada
yang 80 ribu per hari. Tapi upah tersebut diluar
konsumsi makan yang ditanggung pemilik galangan.
Sync
gih wan, resepnya membina hubungan dengan pekerja
Walaupun menyadari usaha galangan kapal telah menjadi
bagian tak terpisahkan dalam hidupnya/ gih wan tak bersikeras untuk mewariskan
usaha ini kepada anaknya// usaha galangan kapal menurutnya harus berbekal hobi/
jika tidak hobi/ akan susah untuk dijalani//
Sync
gih wan, apakah nerusin usaha untuk anaknya
Beginilah potret kehidupan industri tradisional galangan
kapal di bagan siapi-api// ungkapan “hidup segan, mati tak mau”/ agaknya
menjadi ungkapan yang pas untuk menggambarkan kondisi usaha ini// keberadaan
usaha ini amat tergantung pada hasil kayu alam/ yang sekarang sudah susah
didapati/ bahkan mendapat aturan khusus dari pemerintah// padahal/ usaha ini tidak hanya membantu tenaga kerja/
namun juga amat berarti bagi keberlangsungan masyarakat yang berprofesi sebagai
nelayan//
Sync
jumadi, ketua kelompok nelayan bagan barat
Ya/ selayaknyalah/ ada perhatian khusus dari pemerintah
untuk mendorong dan menyemangati industri tradisional ini untuk terus
berkelanjutan// karena sejatinya/ usaha galangan kapal tidak saja membuka
kesempatan kerja bagi banyak orang/ namun juga telah menaikkan pamor indonesia
di kancah industri perkapalan dunia//